Macam-macam cinta
Di antara para ulama ada yang membagi cinta menjadi dua bagian dan ada yang membaginya menjadi empat. Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dalam kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid, menyatakan bahwa cinta ada empat macam:
Pertama, cinta ibadah.
Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yang dicintai-Nya, dengan dalil ayat dan hadits di atas.
Kedua, cinta selain kepada Allah swt.
Yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya. Allah berfirman:
“Dan di antara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi Allah), mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
Cinta adalah Ibadah
Sebagaimana telah lewat, cinta merupakan salah satu dari ibadah hati yang memiliki kedudukan tinggi dalam agama sebagaimana ibadah-ibadah yang lain. Allah berfirman:
“Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu.” (Al-Hujurat: 7)
“Dan orang-orang yang beriman lebih cinta kepada Allah.” (Al-Baqarah: 165)
“Maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya.” (Al-Maidah: 54)
Adapun dalil dari hadits Rasulullah adalah hadits Anas yang telah disebut di atas yang dikeluarkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim: “Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih dia cintai daripada selain keduanya.”
MENGASAH EMPATI
Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri ( Q.S. Al-Isro’ : 7 )
Suatu malam, sepulang kerja, saya mampir di sebuah restoran cepat saji di kawasan Bintaro. Suasana sepi. Di luar hujan. Semua pelayan sudah berkemas.Restoran hendak tutup. Tetapi mungkin melihat wajah saya yang memelas karena lapar, salah seorang dari mereka memberi aba-aba untuk tetap melayani. Padahal, jika mau, bisa saja mereka menolak.Sembari makan saya mulai mengamati kegiatan para pelayan restoran. Ada yang menghitung uang, mengemas peralatan masak, mengepel lantai dan ada pula yang membersihkan dan merapikan meja-meja yang berantakan.
Saya membayangkan rutinitas kehidupan mereka seperti itu dari hari ke hari.Selama ini hal tersebut luput dari perhatian saya. Jujur saja, jika menemani anak-anak makan di restoran cepat saji seperti ini, saya tidak terlalu hirau akan keberadaan mereka. Seakan mereka antara ada dan tiada. Mereka ada jika saya membutuhkan bantuan dan mereka serasa tiada jika saya terlalu asyik menyantap makanan.Namun malam itu saya bisa melihat sesuatu yang selama ini seakan tak terlihat. Saya melihat bagaimana pelayan restoran itu membersihkan sisa-sisa makanan di atas meja. Pemandangan yang sebenarnya biasa-biasa saja.
Tetapi, mungkin karena malam itu mata hati saya yang melihat, pemandangan tersebut menjadi istimewa.Melihat tumpukan sisa makan di atas salah satu meja yang sedang dibersihkan, saya bertanya-tanya dalam hati: siapa sebenarnya yang baru saja bersantap di meja itu? Kalau dilihat dari sisa-sisa makanan yang berserakan, tampaknya rombongan yang cukup besar. Tetapi yang menarik perhatian saya adalah bagaimana rombongan itu meninggalkan sampah bekas makanan.Sungguh pemandangan yang menjijikan. Tulang-tulang ayam berserakan di atas meja. Padahal ada kotak-kotak karton yang bisa dijadikan tempat sampah. Nasi di sana-sini. Belum lagi di bawah kolong meja juga kotor oleh tumpahan remah-remah. Mungkin rombongan itu membawa anak-anak.Meja tersebut bagaikan ladang pembantaian. Tulang belulang berserakan. Saya tidak habis pikir bagaimana mereka begitu tega meninggalkan sampah berserakan seperti itu. Tak terpikir oleh mereka betapa sisa-sisa makanan yang menjijikan itu harus dibersihkan oleh seseorang, walau dia seorang pelayan sekalipun.
Sejak malam itu saya mengambil keputusan untuk membuang sendiri sisa makanan jika bersantap di restoran semacam itu. Saya juga meminta anak-anak melakukan hal yang sama. Awalnya tidak mudah. Sebelum ini saya juga pernah melakukannya.Tetapi perbuatan saya itu justru menjadi bahan tertawaan teman-teman. Saya dibilang sok kebarat-baratan. Sok menunjukkan pernah keluar negeri. Sebab di banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika, sudah jamak pelanggan membuang sendiri sisa makanan ke tong sampah. Pelayan terbatas karena tenaga kerja mahal.Sebenarnya tidak terlalu sulit membersihkan sisa-sisa makanan kita. Tinggal meringkas lalu membuangnya di tempat sampah. Cuma butuh beberapa menit.Sebuah perbuatan kecil. Tetapi jika semua orang melakukannya, artinya akan besar sekali bagi para pelayan restoran.
Saya pernah membaca sebuah buku tentang perbuatan kecil yang punya arti besar. Termasuk kisah seorang bapak yang mengajak anaknya untuk membersihkan sampah di sebuah tanah kosong di kompleks rumah mereka. Karena setiap hari warga kompleks melihat sang bapak dan anaknya membersihkan sampah di situ, lama-lama mereka malu hati untuk membuang sampah di situ.Belakangan seluruh warga bahkan tergerak untuk mengikuti jejak sang bapak itu dan ujung-ujungnya lingkungan perumahan menjadi bersih dan sehat. Padahal tidak ada satu kata pun dari bapak tersebut. Tidak ada slogan, umbul-umbul, apalagi spanduk atau baliho. Dia hanya memberikan keteladanan. Keteladanan kecil yang berdampak besar.Saya juga pernah membaca cerita tentang kekuatan senyum. Jika saja setiap orang memberi senyum kepada paling sedikit satu orang yang dijumpainya hari itu, maka dampaknya akan luar biasa. Orang yang mendapat senyum akan merasa bahagia. Dia lalu akan tersenyum pada orang lain yang dijumpainya.Begitu seterusnya, sehingga senyum tadi meluas kepada banyak orang. Padahal asal mulanya hanya dari satu orang yang tersenyum.
Terilhami oleh sebuah cerita di sebuah buku "Chicken Soup", saya kerap membayar karcis tol bagi mobil di belakang saya. Tidak perduli siapa di belakang. Sebab dari cerita di buku itu, orang di belakang saya pasti akan merasa mendapat kejutan. Kejutan yang menyenangkan. Jika hari itu dia bahagia, maka harinya yang indah akan membuat dia menyebarkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang yang dia temui hari itu. Saya berharap virus itu dapat menyebar ke banyak orang.Bayangkan jika Anda memberi pujian yang tulus bagi minimal satu orang setiap hari. Pujian itu akan memberi efek berantai ketika orang yang Anda puji merasa bahagia dan menularkan virus kebahagiaan tersebut kepada orang-orang di sekitarnya.Anak saya yang di SD selalu mengingatkan jika saya lupa mengucapkan kata "terima kasih" saat petugas jalan tol memberikan karcis dan uang kembalian. Menurut dia, kata "terima kasih" merupakan "magic words" yang akan membuat orang lain senang.
Begitu juga kata "tolong" ketika kita meminta bantuan orang lain, misalnya pembantu rumah tangga kita.Dulu saya sering marah jika ada angkutan umum, misalnya bus, mikrolet, bajaj, atau angkot seenaknya menyerobot mobil saya. Sampai suatu hari istri saya mengingatkan bahwa saya harus berempati pada mereka. Para supir kendaraan umum itu harus berjuang untuk mengejar setoran. "Sementara kamu kan tidak mengejar setoran?'' Nasihat itu diperoleh istri saya dari sebuah tulisan almarhum Romo Mangunwijaya. Sejak saat itu, jika ada kendaraan umum yang menyerobot seenak udelnya, saya segera teringat nasihat istri tersebut.Saya membayangkan, alangkah indahnya hidup kita jika kita dapat membuat orang lain bahagia.
Alangkah menyenangkannya jika kita bisa berempati pada perasaan orang lain. Betapa bahagianya jika kita menyadari dengan membuang sisa makanan kita di restoran cepat saji, kita sudah meringankan pekerjaan pelayan restoran.Begitu juga dengan tidak membuang karcis tol begitu saja setelah membayar, kita sudah meringankan beban petugas kebersihan. Dengan tidak membuang permen karet sembarangan, kita sudah menghindari orang dari perasaan kesal karena sepatu atau celananya lengket kena permen karet.Kita sering mengaku bangsa yang berbudaya tinggi tetapi berapa banyak di antara kita yang ketika berada di tempat-tempat publik, ketika membukapintu, menahannya sebentar dan menoleh ke belakang untuk berjaga-jaga apakah ada orang lain di belakang kita? Saya pribadi sering melihat orang yang membuka pintu lalu melepaskannya begitu saja tanpa perduli orang di belakangnya terbentur oleh pintu tersebut.
Jika kita mau, banyak hal kecil bisa kita lakukan. Hal yang tidak memberat-kan kita tetapi besar artinya bagi orang lain. Mulailah dari hal-hal kecil-kecil. Mulailah dari diri Kita lebih dulu.Mulailah sekarang juga.
Jangan pernah merasa malu atau rendah diri ketika kita baru bisa memberikan yang terkecil, tetapi ketahuilah mungkin itu kecil bagi kita tetapi sangat besar bagi mereka
عَنْ أَبِي رُقَيَّةَ تَمِيْم الدَّارِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الدِّيْنُ النَّصِيْحَةُ . قُلْنَا لِمَنْ ؟ قَالَ : لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُوْلِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِيْنَ وَعَامَّتِهِمْ . [رواه البخاري ومسلم]
Dari Abu Ruqoyah Tamim Ad Daari radhiallahuanhu, sesungguhnya Rasulullah bersabda : Agama adalah nasehat ) ), kami berkata : Kepada siapa ? beliau bersabda : Kepada Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada pemimpan kaum muslimin dan rakyatnya ). (Riwayat Bukhori dan Muslim)
islam berdiri tegk diatas upaya saling menasehati diantara masing3.individu muslim wa muslimat dan nasihat wajib dilakukan sesuai kemampuan kita
Ibnul Qayyim mengatakan bahwa di antara sebab-sebab adanya cinta (kepada Allah swt) ada sepuluh perkara:
Pertama, membaca Al Qur’an, menggali, dan memahami makna-maknanya serta apa yang dimaukannya.
Kedua, mendekatkan diri kepada Allah dengan amalan-amalan sunnah setelah amalan wajib.
Ketiga, terus-menerus berdzikir dalam setiap keadaan.
Keempat, mengutamakan kecintaan Allah di atas kecintaanmu ketika bergejolaknya nafsu.
Kelima, hati yang selalu menggali nama-nama dan sifat-sifat Allah, menyaksikan dan mengetahuinya.
Keenam, menyaksikan kebaikan-kebaikan Allah dan segala nikmat-Nya.
Ketujuh, tunduknya hati di hadapan Allah.
Kedelapan, berkhalwat (menyendiri dalam bermunajat) bersama-Nya .
Kesembilan, duduk bersama orang-orang yang memiliki sifat cinta dan jujur.
Kesepuluh, menjauhkan segala sebab-sebab yang akan menghalangi hati dari Allah swt.
MEGA PROYEK 1 JUTA MANUSIA MALAIKAT
Sahabat Sukses Rumah Yatim Indonesia yang dibahagiakan Allah SWT,
Apa yang dalam benak orang mendengar Proyek 1 Juta Manuasia Malaikat tersebut ? jawabannya mungkin berbeda-beda.
Yang sinis akan berkomentar : ” ah ada-ada saja, mustahil itu terjadi !”
Yang ragu juga nyeletuk : ” mungkin aja kali, tapi .... gimana caranya ya ? ”.
Yang cuek ikutan ngomong : ” emang gue pikirin ! ”.
Yang mendukungpun banyak yang simpatik : ” gak ada yang mustahil, jika Allah SWT meridhoi ”.
Yang yakin dengan mantap bicara : ” take action, now ! “.
Sahabat, mengapa Program ini harus kita angkat bersama, dan mulai kita rintis saat ini ?
Mari coba kita kalkulasi bersama-sama,
Sudah Berjuta-juta Generasi kita yang menjadi korban pembunuhan perilaku dari berbagai Fenomena konser goyang Dangdut, Konser Musik, Pergaulan Bebas, Mafia Gelandangan Pengemis, Mafia Narkoba, Merebaknya Pornografi dan Pornoaksi !
Apakah para korban itu Menyadari ? atau bahkan menikmati ? atau jangan-jangan karena sebuah keterpaksaan atau ketidakpahaman mereka ? atau bisa jadi korban dari sebuah Sistem Hidup Keluarga, Masyarakat dan Negara ini !
Mungkinkah diantara mereka akan terus menerus tenggelam dalam fenomena itu ? atau bisa jadi diantara mereka banyak yang menginginkan KEMBALI kepada Fitrahnya namun dimana dan kepada siapa mereka harus mencurahkan kegalauan hatinya ?
Berjuta-juta Generasi kita belum mendapatkan Pelayanan Pendidikan dan Pembinaan yang SOLUTIF, Beribadah karena disuruh, Sekolah karena terpaksa, ke Perguruan Tinggi karena Gengsi dan ingin naik gaji, Bekerja karena malu dibilang mengannggur. Mahalnya biaya Pendidikan tidak identik dengan kualitas yang akan diperoleh. Apakah kita dan Generasi kita menyadari ? atau akan terus mengekori Sistem ini walau apapun yang terjadi ? namun kita yakin banyak diantara kita yang sedang mencari SOLUSI.
Berjuta-juta Generasi kita terbelit krisis ekonomi hingga sangat mudah untuk diprovokasi untuk menjadi Pahlawan-Pahlawan Pemimpi lalu bergabung dengan organisasi-organisasi yang SIAP MATI. Akankah kita biarkan Generasi ini akan mematikan dan mati tanpa arti, tapi kita yakin masih banyak Generasi kita yang menginginkan REVOLUSI SUCI tanpa harus banjir darah dan air mata di Negeri tercinta ini
Sahabat, dari Gambaran Besar Potensi Generasi kita maka tidak mustahil kalau satu tahun ini kita bisa memulai dengan 10 Relawan dan 100 Generasi. Kalau dengan Konsep 1 Relawan 10 Generasi per tahun, apa yang akan terjadi di tahun-tahun berikutnya ?
Tahun Pertama kita Upgrade dulu 10 Manusia Malaikat, Tahun kedua akan lahir 100 Relawan dan 1000 Generasi, tahun ketiga akan lahir 1.010 Relawan dan 10.100 Generasi , tahun keempat akan lahir 11.110 Relawan dan 111.100 Generasi, tahun kelima akan lahir 122.210 Relawan dan 1.122.100 Generasi, tahun keenam lahirlah 1 JUTA MANUSIA-MANUSIA MALAIKAT dari para RELAWAN DAN GENERASI tersebut dan akan terus-menerus menggurita jumlah dan loyalitasnya untuk mencerahkan seluruh Penduduk Negeri ini, Insya Allah
Siapakah Calon-calon Manusia Malaikat kita ? mereka adalah yang INGIN KEMBALI, yang sedang MENCARI SOLUSI, yang SIAP MATI di Jalan Ilahi dan yang merindukan akan adanya REVOLUSI SUCI.
Adapun Karakteristik dan Kompetensi yang akan kita bangun untuk para Calon Manusia Malaikat ini adalah mereka Laki-laki dan Perempuang yang :
1. Hafal dan Paham Al-Qur’an minimal 5 Juz ( Juz 29, 30 dan Surat Al-Baqoroh )
2. Mampu melaksanakan Ibadah Sholat Wajib dan Sunnah dengan sempurna.
3. Terbiasa dengan Ibadah Puasa Sunnah
4. Mampu menulis Arab, Huruf dan Angka dengan baik dan benar
5. Mampu Menghitung Cepat ( Operasi Penjumlahan, Pengurangan, Perkalian dan Pembagian )
6. Menguasai Ilmu Tahsin dan Tajwid
7. Mampu Menulis dan berbahasa Indoesia dengan Baik dan Benar ( Mampu melakukan Presentasi dan Membuat Karya Tulis )
8. Mampu berbicara minimal dengan 3 Bahasa Asing ( Arab, Inggris, Mandarin/Japan )
9. Mengusai Ilmu Komputer ( Mengetik Cepat 10 jari, Ms Windows, Ms Office, Internet , Teknisi Hardware dan Jaringan serta Web Progrmming )
10. Menguasai Ilmu Kedokteran Nabawi ( Thibun Nabawi )
11. Mampu melaksanakan Nubuwwah Sistem ( Sitem Hidup Kenabian )
- Senantiasa Bangun Malam untuk Sholat Tahajjut
- Senantiasa membaca dan memahami Al-Qur’an
- Senantiasa melakukan Zikir Pagi dan Petang
- Senantiasa Belajar dan Beibadah dengan Kesungguhan Hati
- Memiliki jiwa Kesabaran yang tangguh
- Memiliki sikap ketergantungan ( Tawakkal ) hanya kepada Allah
- Ingin selalu menjadi manusia terbaik dari waktu ke waktu
- Memiliki Jiwa Kemandirian dan Intrepreneur ynag handal
- Siap tampil ke Gelanggang Dakwah melalui Duplikasi Sistem
1. Mampu Menjahit pakaian ( minimal 20 Jenis Mode Syar’i ) --- Untuk Perempuan
2. Mampu Memasak ( minimal 50 Menu makanan ) --- Untuk Perempuan
3. Rajin Berseka diri dan Lingkungan --- Untuk Perempuan
4. Memiliki 3 Kesadaran Utama ( Kesadaran Beribadah, Kesadaran Berilmu dan Kesadaran Beramal Sholeh )
15 Karateristik dan Kompetensi inilah yang harus dimiliki oleh para Relawan kita yang selanjutnya harus diduplikasikan kepada Generasi Kita yang telah meridukan kehadiran mereka di berbagai tempat Jaringan Rumah Yatim Indonesia.
Lalu apa saja fasilitas dan daya dukung RYI untuk merealisaikan Program ini ?
Alhamdulillah dari hasil silaturrahim dan sinergi antar unit-unit jaringan kegiatan RYI, saat ini RYI memiliki fasilitas pendukung yaitu :
- Satu buah Camp Bahasa Asing ( Inggris, Mandarin dan Japan ) di Pare Kediri Jawa Timur
- Satu buah Camp Kewirausahaan di Klaten Jawa Tengah
- Satu buah Camp IT di Tasikmalaya Jawa Barat
- Satu buah Camp Konveksi di Banjarsari Jawa Barat
- 15 buah Camp Tahfidh Al-Qur’an dan Bahasa Arab
- Satu buah Pilot Project Islamic Home Schooling di Tasikmalaya yang akan menyempurnakan Sistem Kurikulum Pendidikan dan Pembinaan Calon-Calaon Manusia Malaikat yang memiliki 15 Karakteristik dan Kompetensi tersebut diatas.
- 1.500 anak asuh dan anak didik usia SD sampai SLTA yang tersebar di 20 unit kegiatan
Dan yang tidak kalah pentingnya dalam mensukseskan program ini adalah FAKTOR ANDA, yah..... Anda para Sahabat Facebooker Rumah Yatim Indonesia yang saat ini telah mencapai 140.000 member, RUTINITAS yang SEKECIL apapun dari partisipasi Anda adalah sangat-sangat berarti untuk kelangsungan Mega Proyek ini.
Kami tidak meminta yang Terbaik dan yang Terbesar dari Anda, Cukuplah APA YANG TERSISA di tangan Anda, akan kami kelola untuk mewujudkan Mega Proyek ini.
Namun jika Anda ingin memberikan Yang Terbaik Yang Paling Anda Cintai untuk menyempurnakan Keimanan dan Loyalitas Anda dihadapan Allah SWT dengan penuh ketulusan, Well Come, Please......!
Berapa Anggaran Biaya untuk merealisasikan Proyek 1 Juta Manusia Malaikat ini ?
Kalau Asumsinya 1 orang Relawan atau Generasi kita anggarkan Rp.10 Juta maka dalam 6 tahun untuk 1 Juta Generasi dibutuhkan Rp.10 Milyard , wow ? besar sekali !
Oh tidak itu sangat kecil jika dibandingkan kita buat Rumah Sakit Gratis atau Sekolah Unggulan yang Gratis, Berapa biaya gedungnya ? berapa biaya operasional tiap bulannya ? dan lain-lainnya ?
Dan akan semakin kecil sekali anggaran biayanya karena tugas kita hanya akan MENGUPGRADE 10 ORANG PERTAMA SAJA , dan selanjutnya 10 orang pertama ini masing-masing WAJIB MENDUPLIKASI dirinya ( Kompetensinya ) kepada 10 orang Generasi berikutnya secara Mandiri dengan cara yang sama yaitu Meng-Upgrade para Generasi kita ( Anak Asuh dan Anak Didik kita ) yang juga sedang memproses diri dengan Kurikulum yang sama, begitu seterusnya.
Bila demikian keadaannya, maka mendasarkan cinta kepada orang lain karena-Nya tentu akan mendapatkan kemuliaan dan nilai di sisi Allah. Rasulullah bersabda dalam hadits yang diriwayatkan dari Anas bin Malik: bliau berkata
“Tiga hal yang barangsiapa ketiganya ada pada dirinya, niscaya dia akan mendapatkan manisnya iman. Hendaklah Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai daripada selain keduanya, dan hendaklah dia mencintai seseorang dan tidaklah dia mencintainya melainkan karena Allah, dan hendaklah dia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah selamatkan dia dari kekufuran itu sebagaimana dia benci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim )
Cinta kepada Allah
Cinta yang dibangun karena Allah akan menghasilkan kebaikan yang sangat banyak dan berharga. Ibnul Qayyim dalam Madarijus Salikin berkata: ”Sebagian salaf mengatakan bahwa suatu kaum telah mengaku cinta kepada Allah lalu Allah menurunkan ayat ujian kepada mereka:
“Katakanlah: jika kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian.” (Ali ‘Imran: 31)
Mereka (sebagian salaf) berkata: “(firman Allah) ‘Niscaya Allah akan mencintai kalian’, ini adalah isyarat tentang bukti kecintaan tersebut dan buah serta faidahnya. Bukti dan tanda (cinta kepada Allah) adalah mengikuti Rasulullah, faidah dan buahnya adalah kecintaan Allah kepada kalian. Jika kalian tidak mengikuti Rasulullah, maka kecintaan Allah kepada kalian tidak akan terwujud dan akan hilang.”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar