Sabtu, 19 Juni 2010

Aliran – Aliran Baru Di Indonesia

Islam adalah agama yang dapat menciptakan kedamaian bagi pemeluknya yang taat dan beriman secara baik dan benar. Islam dilahirkan didaerah kawaan arab yang notabenya adalah adalah negari yang tandus dan gersang sehingga mempengaruhi watak dan pola masyarakat kawasan itu. Begitu pola cara berfikir mereka yang keras dan liar. Tapi setelah datangnya islam sedikit-sedikit watak masyarakat mulia dibenahi oleh Nabi. Beliau adalah suri tauladan yang paling mulia didunia ini, tanpa ada yang menandinginya. Nabi dalam mendakwahkan islam lebih mengedepankan terhadap akhlakul karimah dari pada kekerasan walaupun kekerasan dapat diambil tapi itu jalan yang terakhir ketika kesalamatan kita terancam. Lambat laun Islam mendapat simpati dari masyarakat dan mereka berbondong-bondong secara sadar untuk mengikuti dakwah yang di bawa nabi. Islam ketika masih dibawah kepimpinan nabi belum memperlihatkan perpecahan dalam tubuh islam tapi nabi sudah memprediksi dalam hadisnya kalau suatu saat nanti umatku akan berpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan tapi hanya satu yang selamat. Baru pada masa sahabat perpecahan-perpecahan sudah mulai tampak antara kaum muhajirin dan ansor misalnya tentang pengangkatan Abu Bakar ini ada konflik didalam pengangkatannya walaupun dapat diatasi tanpa menimbulkan masalah tapi itu baru awal, puncaknya ketika khalifah dipimpin oleh sahabat Ali. Dimana pada masa itu Islam sudah masuk dalam zona merah yang berpotensi perang sesema muslim untuk merebutkan kekuasaan misalnya munculnya syia, khawarij, murjiah mu’tazilah dan lain sebagainya yang dapat melemahkan islam itu sendiri. Di Indonesia, Islam masuk melalui para pedagang sekaligus sebaagi mubaligh yaitu untuk menyebarkan risalah yang dibawa nabi. Para mubaligh dalam menyebarkan agama tauhid pun tidak menggunakan kekerasan melainkan cara halus misalnya pernikahan, perdagangan yang baik dan jujur, bergaul dengan masyarakat dll. Di Indonesia aliran-aliran dalam tubuh islam sudah mulai tumbuh ketika bangsa ini belum merdeka misalnya NU, muhammadiyah, NII dan masih banyak lagi aliran-aliran dalam tubuh islam tapi aliran-aliran sebelum kemerdekan masih dalam batas kewajaran, tetapi ketika orde Baru digulingkan oleh mahasiswa pada tanggal 21 Mei 1997 dengan membawa slogan Reformasi. Kepercayaan-kepercayaan dalam masyarakat tumbuh dengan pesat bak jamur yang hidup pada musim hujan. Slogan yang dibawa dalam reformasi ini salah satunya dalam pasal 29 tentang kebebasan berpendapat, berserikat,dan berkumpul. Jadi efek dari pasal 29 itu sangat tesasa bagi umat Islam karena munculnya aliran-aliran keagamaan berkedok islam yang disinyalir karena lunturnya kepercayaan dan ketauladanan umat terhadap ulama dan tokoh agama ini, di samping itu situasi ekonomi dan sosial yang menimbulkan kebodohan dan kemiskinan. Dari data yang dapat dipercaya disinyalir terdapat ratusan aliran-aliran menyimpang, versi media masa ada 200 aliran sesat. MUI pusat menginventarisir ada belasan aliran sesat. Sedangkan versi pemerintah melalui Pakem ada 20 aliran Secara historis aliran-aliran sesat dan orang yang mengaku nabi sudah ada 14 abat yang lau. Pada zaman Nabi Muhammad SAW ada Musailamah Al-Kazab yang mengaku utusan Tuhan, ia dibunuh pada tahun 12 H. Sebab-Sebab Munculnya aliran-aliran dalam tubuh Islam Sebagaimana yang telah disinggung di atas bahwa aliran-aliran menyimpang telah lama muncul. Dari seminar tersebut disebutkan ada beberapa faktor maraknya aliran-aliran tersebut: (1)Kepercayaan tentang akan datangnya seorang juru selamat (al Mahdi) Mislanya Mirza Ghulam Ahmad yang mengklaim dirinya rasul dengan menafsirkan kata ‘khatam’ dalam Al-Qur’an adalah cincin, indah dan mulia. Ia mengklaim dirinya sebagai Al-Masih yang membawa kejayaan Islam. Kesesatan-kesesatan Mirza Ghulam Ahmad terlihat jelas dalam bukunya Kemenangan Islam dalam versi Bahasa Inggris The History of Islami (kritisasi atas buku tersebut sudah dimuat di Harian WASPADA tanggal 15 Februari pada kolom Artikel Jum’at). Majelis Ulama Indonesia dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) telah mengumumkan bahwa Mirza bukanlah seorang nabi. Pengertian ‘khatam’ sudah dijelaskan Nabi Muhammad dalam satu hadis shahih: La nabiya mim ba’di; Tidak ada nabi susudahku. (2)Kelainan jiwa akibat stres. Hal ini muncul bisa disebabkan pencarian ’sesuatu’ tanpa ilmu dan bimbingan dari guru,sehingga mereka tidak memiliki pegangan yang jelas dalam melihat sesuatu kebenaran apakah datangnya dari Allah atau dari jin atau setan. (3) Berzikir dan membaca asmaul husna tanpa tanpa ilmu dan bimbingan guru. (4) Pengaruh materi, hal ini sangat mungkin karena faktor ekonomi, demi mempertahankan perut seseorang yang ilmu agamanya tidak memadai sangat rentan mengikuti aliran sesat, apalagi diiming-iming dengan kereta dan mobil. (5) Intervensi asing. Hal ini sangat jelas terlihat dari bantuan-bantuan yang dikucurkan sehingga mereka bisa menyewa kantor, mendirikan ratusan pemancar radio, majalah, dan mencetak buku-buku. Pihak asing memiliki kekhawatiran munculnya khilafah Islamiyah. Seorang nara sumber Amin Jamaluddin dari LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam) MUI Pusat dan seorang peneliti muslimĂ‘khususnya seputar aliran sesat di Indonesia mengagetkan kita. Ia mengatakan bahwa pada tanggal 10 Januari 2008 tokoh agama dari Amerika bertemu dengan MUI Pusat dalam suratnya mereka ingin mempertanyakan prosudur label haram di Indonesia, akan tetapi menurut beliau dalam pertemuan itu isinya melebar pada persoalanpersoalan antara lain: mengapa pemerintah Indonesia terlalu ‘taat’ dengan MUI; mengapa Ahmadiah dan Al-Qiyadah dilarang di Indonesia; mengapa dalam KTP di Indonesia ada kolom agama. (6) ‘Puberitas’ keagamaan, yaitu semangat keberagamaan yang berlebihan. Biasanya orang tersebut dalam proses pencarian jati dirinya.misalnya kasus di Malang yang memperbolehkan sholat tanpa menggunakan bahasa arab. (7) Ketertarikan paham baru. Biasanya sering muncul di kalangan sarjana-sarjana Islam yang mengambil S.1, S.2 dan S.3 di perguruan tinggi. Teutama paham liberalisme yang sudah ada di 17 kampus di Indonesia. Misalnya Ahmad Mushaddeq mengajarkan syahadat asyhadu anlailaha illallah walmasihu rasulullah. Ahmad Mushaddeq sendiri sudah bersyahadat secara Islam namun banyak pihak masih meragukan kesungguhannya. (8) Kejahilan terhadap agama. Biasanya orang-orang yang mengaku Islam, tapi tidak pernah mendapat pendidikan dan bimbingan agama dari keluarganya sehingga tidak mengetahui masalah agama. Misalnya kasus Lia Eden dinyatakan sesat karena menyatakan bahwa daging babi tidak haram dimakan, sehingga semua agama dapat duduk satu meja dalam menyantap makanan; lalu ia mengklaim bahwa suaminya malaikat dan mengatakan bahwa keluarga bung Tomo sudah putih seperti kapas hanya lantaran memberikan sejumlah uang kepada Lia untuk membangun gedung bagi komunitasnya. Lia Eden sendiri sudah dinyatakan bersalah menodai agama dan sudah divonis beberapa tahun. Mungkin itu semua sebagai bahan renungan kita bersam untuk ikut andil dalam menentaskan problem-problem yang terus melanda bangsa kita khusunya agama islam yang akhir-akhir ini terus digrogoti oleh pihat-pihak tertentu yang bertujuan untuk menghancurkan Islam dan bangsa Indonesia . Sekian dan terima kasih (1) Mirza Ghulam Ahmad yang mengklaim dirinya rasul dengan menafsirkan kata ‘khatam’ dalam Al-Qur’an adalah cincin, indah dan mulia. Ia mengklaim dirinya sebagai Al-Masih yang membawa kejayaan Islam. Kesesatan-kesesatan Mirza Ghulam Ahmad terlihat jelas dalam bukunya Kemenangan Islam dalam versi Bahasa Inggris The History of Islami (kritisasi atas buku tersebut sudah dimuat di Harian WASPADA tanggal 15 Februari pada kolom Artikel Jum’at). Majelis Ulama Indonesia dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) telah mengumumkan bahwa Mirza bukanlah seorang nabi. Pengertian ‘khatam’ sudah dijelaskan Nabi Muhammad dalam satu hadis shahih: La nabiya mim ba’di; Tidak ada nabi susudahku.

Nur Alwi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar