Senin, 21 Juni 2010

skripsi

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan masyarakat Indonesia berjalan semakin hari semakin cepat searah dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan, maka pendidikan dalam kehidupan suatu bangsa mempunyai peranan yang sangat penting, oleh karena itu kita sebagai bangsa Indonesia harus senantiasa dituntut untuk menyelesaikan dan menyempurnakan pendidikan yang ada selama ini. Negara kita adalah negara yang sedang berkembang maka diperlukan tenaga ahli dan terampil serta ahli dalam bidangnya untuk membangun bangsa dan negara, oleh karena itu bidang pendidikan menempati prioritas pertama.
Pembangunan bangsa memang membutuhkan tenaga sesuai dengan bidang pendidikan, maka dari itu program akuntansi mempunyai peran penting dalam pembangunan tersebut, sehingga banyak para mahasiswa di perguruan tinggi negeri maupun swasta mengambil bidang akuntansi dengan pertimbangan atas minat, lulusan akuntansi banyak dibutuhkan oleh perusahaan dan jurusan akuntansi lebih tinggi tingkatannya dibandingkan dengan jurusan lain pada fakultas ekonomi. Meskipun mahasiswa mempunyai prioritas mengambil program akuntansi tidak lepas dari kelemahan.
Sundem (1993) dalam Machfoedz (1998) mengkhawatirkan akan ketidakjelasan industri akuntansi yang dihasilkan oleh pendidikan tinggi akuntansi, hal ini berarti bahwa banyak perguruan tinggi tidak sanggup
membuat anak didiknya menguasai dengan baik pengetahuan dan keterampilan hidup (karena mahasiswa cuman menghafal). Sekolah elitpun tidak lagi membekali anak didiknya dengan pengetahuan dan pegangan yang memadai untuk menghadapi tantangan zaman ini (Trisniwati dan Suryaningsum, 2003).
Dengan begitu banyak perguruan tinggi yang kurang menghasilkan seorang lulusan akuntan yang mempunyai kemampuan intelektual yang terdiri dari keterampilan teknis, dasar akuntansi dan kapasitas untuk berfikir kritis dan kreatif. Selain itu juga kemampuan komunikasi, organisasional, interpersonal dan sikap. Maka perguruan tinggi bertanggung jawab mengembangkan keterampilan mahasiswa untuk memiliki tidak hanya kemampuan dan pengetahuan dibidang akuntansi tetapi juga kemampuan lain yang diperlukan untuk berkarir dilingkungan yang selalu berubah dan ketat persaingan.
Goleman (2000) menyatakan bahwa kemampuan akademik bawaan, nilai raport, dan prediksi kelulusan pendidikan tinggi tidak memprediksi seberapa baik kinerja seseorang dalam bekerja atau seberapa tinggi sukses yang dicapainya dalam hidup. Sebaliknya ia menyatakan bahwa seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif mampu membedakan orang sukses dari mereka yang berprestasi biasa-biasa saja.
Dalam keberhasilan dan kesuksesan kecerdasan intelektual (IQ) hanya berperan rata-rata 4 % saja dan maksimal hanya tak lebih dari 25 % sedangkan sisanya adalah kecerdasan emosional (EQ). Kecerdasan emosional (EQ) sangat erat hubungannya dengan daya kreatifitas di mana kita bisa merasakan situasi, bagaimana keberanian dalam mengambil keputusan, komitmen sangat dibutuhkan. Daya kreatifitas diri inilah yang tidak ada dalam kecerdasan intelektual (IQ), jadi IQ saja tidak cukup untuk menuju kesuksesan, dibutuhkan juga EQ, dua kecerdasan tadi hanya bisa membantu mencapai kesuksesan manusia dalam kehidupannya di dunia (Imam, 2004).
Banyak manusia yang sukses dalam pekerjaannya dikarenakan pengaruh dari adanya kecerdasan emosional dan kecerdasan intelektual, tetapi orang sukses tersebut bisa saja mengalami kecenderungan perilaku yang negatif, merasa tidak bahagia, mudah stres, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan perilaku yang tidak bermakna atau tak bernilai. Maka dari itu untuk mencapai kesuksesan hidup yang sebenarnya tidak cukup hanya dengan mempunyai kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan intelektual (IQ) tetapi perlu kecerdasan spiritual (SQ).
Menurut Zohar dan Marshal kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar, sehingga mampu menghadapi dan memecahkan makna nilai. SQ mempunyai kaitan erat dengan kreativitas, tetapi kreativitas disini juga terkait dengan masalah nilai. Dikatakan bahwa SQ memungkinkan manusia menjadi kreatif, mengubah aturan dan situasi, memberikan rasa moral, menentukan baik dan jahat, memberikan gambaran kemungkinan yang belum terwujud. Kecerdasan spiritual sangat erat dengan hubungan antar manusia, manusia dengan Tuhan, SQ membantu tidak hanya mencapai kesuksesan di dunia tapi juga di akhirat, IQ sangat berhubungan dengan intelektual, EQ sangat erat dengan emosional manusia dan SQ erat kaitannya dengan spiritualitas manusia, dengan penggunaan tiga kecerdasan itu secara benar dan seimbang kesuksesan dapat diraih baik kesuksesan hidup di dunia dan kesuksesan hidup di akhirat (Subandi, 2001).
Pada umumnya proses belajar mengajar dalam berbagai aspeknya sangat berkaitan dengan kecerdasan emosional mahasiswa. Kecerdasan emosional ini mampu melatih kemampuan mahasiswa tersebut yaitu kemampuan untuk mengelolah perasaannya, untuk memotivasi dirinya sendiri, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan berkerja sama dengan orang lain. Kemampuan–kemampuan ini mendukung mahasiswa dalam pencapaian tujuan dan cita-citanya. Kecerdasan emosional ini sangat penting bagi seorang lulusan pendidikan akuntansi. Kecerdasan emosional memandu kita untuk mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain untuk menggapainya dengan tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari (Trisniwati dan Suryaningsum, 2003).
Selain Kecerdasan Emosional (EQ), Minat belajar sangat berpengaruh terhadap tingkat pemahaman Akuntansi pada mahasiswa Akuntansi. Hal ini disebabkan karena semua tindakan-tindakan yang dilakukan dalam proses belajar akan dipengaruhi kecenderungan-kecenderungan terhadap berbagai aspek proses belajar antara lain: keinginan, kecenderungan hati, kemauan dan perhatian terhadap suatu bidang studi.
Mengenalkan sesuatu yang baru kepada pemula bukan pekerjaan yang mudah, termasuk mengenalkan pengetahuan akuntansi kepada mereka yang belajar diperguruan tinggi. Kesalahan strategi dan pendekatan pengenalan dapat menimbulkan perilaku dan persepsi yang tidak diharapkan terhadap akuntansi. Kesalahan dalam pendekatan pengajaran akuntansi tidak saja menyebabkan perilaku yang diharapkan tidak terjadi tetapi juga sering menyebabkan adanya persepsi dan pemahaman yang keliru tentang akuntansi. Kesalahan pendekatan dapat menimbulkan dua perilaku yang eksterm. Disatu pihak, akuntansi dipandang sebagai keterampilan dan prosedur pencatatan belaka yang bersifat teknis. Dipihak lain, akuntansi adalah segala-galanya serta menguasai teknik-teknik akuntansi akan dapat memecahkan segala masalah bisnis. Karena mengubah pemahaman yang keliru juga bukan merupakan hal yang mudah. Pemahaman akuntansi dalam penelitian ini dapat diukur dari nilai mata kuliah akuntansi yaitu: Pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutan, auditing, teori akuntansi (Suwardjono, 1999).
Keluhan yang sering dilontarkan terhadap akuntansi adalah bahwa akuntansi merupakan mata kuliah yang sangat sulit dan penghalang untuk melangkah ketingkat berikutnya, padahal sulitnya memahami akuntansi sebenarnya disebabkan oleh pendekatan yang tidak logis dalam proses pengenalan, dalam hal ini diperlukan kecerdasan emosional.
Kecerdasan emosional dipengaruhi oleh pengalaman hidup yang dijalani seseorang. Semakin banyak aktivitas atau pengalaman seseorang dalam berorganisasi dan semakin tinggi pengalaman kerja maka tingkat kecerdasan emosional mahasiswa akan semakin tinggi (Trisniwati dan Suryaningsum, 2003).

Dari uraian di atas maka penelitian ini diberi judul ”Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat belajar Mahasiswa Akuntansi terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi”.
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
“Apakah terdapat pengaruh kecerdasan emosional yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati dan keterampilan sosial serta minat belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, secara garis besar tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
“Untuk menguji secara empiris pengaruh kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial serta minat belajar terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada mahasiswa fakultas ekonomi jurusan akuntansi Universitas Muhammadiyah Gresik?”.








1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk informasi :
1. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan sekaligus menerapkan ilmu pengetahuan yang selama ini diperoleh di Universitas Muhammadiyah Gresik.
2. Bagi universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah referensi dan sebagai bahan perbandingan bagi peneliti yang akan datang mengenai kecerdasan emosional dan pengaruhnya terhadap pemahaman akuntansi.
3. Bagi pihak lain
Dari penelitian ini dimaksudkan agar dapat menjadi masukan bagi perguruan tinggi dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan (proses belajar mengajar) agar dapat meningkatkan kecerdasan emosional dan minar belajar mahasiswa akuntansi, sehingga mampu memahami akuntansi dengan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar