Sabtu, 19 Juni 2010

epistemologi

A.Definisi
Epistemologi berasal dari kata yunani (episteme) yang berarti pengetahuan ,Para ahli banyak berbeda pendapat dalam mendefinisikan epistemologi dari segi bahasa dan tujuan antara lain :
D.W.Hamlyn mendeinisikan epistemologi sebagai cabang filsafat yang berurusan dengan hakikat dan lingkup pengetahuan, dasar dan pengandaiannya serta secara umum hal itu dapat diandalkannya sebagai penegasan bahwa orang memiliki pengetahuan.
Dagobert D.Runes mendefinisikan bahwa epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas sumber, struktur, metode- metode dan validitas pengetahuan.
Azyumardi Azra menambahkan bahwa epistemologi sebagai ilmu yang membahas tentang keaslian, pengertian, struktur, metode dan validitas pengetahuan.
Abu Haromain Al-Barbasy : epistemologi adalah ilmu yang mengkaji tenteng watak,sumber-sumber dan kebenaran pengetahuan .
B. Klasifikasi
Ada tiga pokok persoalan dalam epistemologi :
1.Apakah sumber-sumber pengetahuan ? Dari mana pengetahuan yang benar itu datang, dan bagaimana kita dapat mengetahuinya ? (problem asal)
2.Apakah watak dari pengetahuan ? (problem penampilan)
3.Apakah pengetahuan kita itu benar / valid ? (problem verifikasi) / pembenaran

Pada dasarnya, tredapat dua cara yang pokok bagi manusia untuk mendapatkan pengetahuan yang benar. Yang pertama adalah mendasarkan dirinya pada rasio dan yang kedua mendasarkan dirinya pada pengalaman.
Maka dalam masalah epistemologi ada dua aliran (rasionalisme dan empirisme) :
Rasionalisme adalah paham kelompok rasionalis yang beprndapat bahwa akal manusia merupakan sumber pengetahuan, atau dengan sendirinya akal mampu mengungkap kebenaran. Secara singkat dapat dikatakan kaum rasionallis bersifat ampriori dan pra pengalaman yang didapat manusia oleh manusia lewat pengalaman.
Empirisme adalah paham kaum empiris yang mengakui bahwa pengalaman merupakan sumber daripada pengetahuan, artinya kebeneran hanya bisa terungkap melalui pengalaman yang konkret kaum empiris bahwa dunia fisik adalah nyata karena merupakan gejala yang terungkap oleh panca indra. Hal inui membawa kita pada dua masalah. pertama, sekiranya kita mengetahui dua fakta yang nyata , umpamanya rambut keriting dengan intelegensi. Bagaimana kita merasa pasti mengenai kaitan antara dua faktor tersebut. Apakah rambut keriting dan intelegensi manusia mempunyai kaitan satu sama lain dalam hubungan kausalitas ? Sekiranya kita mengatakan tidak bagaimana sekirannya penalaran induktif mbktikan sebaliknya ?
C.Hubungan epistemologi dan bahasa
Epistemologi dalam mengungkapkan kebenaran pengetahuan pastilah menggunakan sebuah penalaran , penalaran adalah sebuah kegiatan berfikir. Kegiata berfikir tidak mungkin dapat berlangsung tanpa bahasa, jadi penalaran senantiasa bersangkitan dengan bahasa dengan demikian jelas bahwa bahasa adalah alat berfikir serta slat bernalar . Poespoprodjo menyatakan bahwa berfikir yang lurus harus menggunakan kata-kata yang tepat
memberi nama dalah langkah pertama untuk mendapatkan pengetahuan , manusia dapat berfikir dengan baik dengan menggunakan bantuan bahasa , tanpa bahasa manusia tidak bisa melakukan kegiatan ini dengan baik.
Kneller mengatakan bahwa bahasa dalam kehidupan manusia mempunyai tiga fungsi : simbolik (fikiran), perasaan (emotif), dan sikap (efektif)
macam-macam bahasa : Bahasa lisan, bahasa tulis dan bahasa gerak . Dalam ilmu logika, bahasa harus mencerminkan maksud setepat-tepatnya artinya bahasa ilmiah harus logis .
Jadi telah jelas bahwa untuk melakukan epistemologi sangatlah diperlukan ungkapan dalam bahasa .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar